Senin, 31 Oktober 2016

ALAT UNTUK MEMPERBAIKI DAN MEMBERSIHKAN HATI



Pangersa AA 
Pembina YCH


manusia memiliki nafsu-nafsu yang wajib diperbaiki dan dibersihkan, demi ketentraman hidup lahir dan batin, dunia akhirat, mengingat umat manusia sudah terlalu akrab dengan materi dunia, (pangkat, harta, kepintaran, wanita dll). Tidak disadari, ketika materi hilang, pikiran juga ikut hilang (stres), dia lupa bahwa semua itu ada pemilikNya (Alloh Swt), sangat sedikit sekali manusia yang merasakan nikmat batin (tenang, ikhlas, ridho). Begitulah Dzikrulloh sebagai suatu alat untuk memperbaiki dan membersihkan hati, di dalam Al-Qur’an surah Ar-Ra’d ayat 28 :
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِاللّٰهِ أَلَابِذِكْرِاللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ
Artinya : “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh hati menjadi tentram.”
Hadirin, Alloh Swt memerintahkan kepada kita                                    
فَإِذَاقَضَيْتُمُ الصَّلاَةَفَاذْكُرُوااللّٰهَ
Artinya : “apabila setelah selesai shalat, berdzikirlah kepada Alloh”.

Dzikir setelah shalat Fardhu ada dua sistem :

Pertama : Dzikir jahar (dengan lisan atau dinyatakan) paling sedikit 165 kali setiap selesai shalat fardhu, 
didalam Al-Qur’an surah Al-mulk ayat 13
وَأَسِرُّوْاقَوْلَكُمْأَوِاجْهَرُوْابِهِ إِنَّهُ عَلِيْمُ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ
Artinya : “Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah/nyatakanlah, sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala isi hati.”

Kenapa harus 165 kali ? 
berdasarkan hadist Nabi : “bacalah tahlil atau laa ilaha ilallah tiga puluh tiga kali, lima kali balikan.” 
Jadi 33 X 5 = 165

Kedua : Dzikir Khofi (dengan hati) setiap saat sepanjang hayat
Berdasarkan Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 205 :

وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيْفَةً وَدُوْنَ الْجَهرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّوَاْلٓا صَالِ وَلَاتَكُنْ مِنَ الْغَافِلِيْنَ
Artinya : “dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang lengah.”

Telah berkata ulama tasawuf Imam Ghazali di dalam kitabnya, berdzikir itu ada tiga syarat :

1. Dengan berwudhu sempurna (tertib sesuai rukun wudhu)
2. Dengan suara kuat/keras dan bukan sambil mengatuk
3. Dengan pukulan yang tepat, ke hati sanubari sehingga menghasilkan cahaya dzikir dalam batin orang yang berdzikir.


Maka, tiga syarat itu sangat besar pengaruhnya, bukan saja dari kebangkitan semangat juang seseorang, dalam menegakkan kalimat Laa ilaha ilallah, tetapi juga akan keberhasilannya, sebab itu, mengucapkan tauhid kalimah laa ilaha ilallah dengan lidah ditetapkan menjadi syarat mutlak untuk diterima setiap muslim, hati yang mewakilkan pengucapan lidah sudah barang tentu setelah proses semestinya yaitu talqin dzikir
karena hati kita seumpama cermin yang berkilau, kita mesti mebersihkannya daripada debu dan kotoran yang menutupinya, agar cermin hati kita memancarkan cahaya rahasia-rahasia ilahi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar